Langsung ke konten utama

Puisi; Lelaki Buaya Darat

Lelaki Buaya Darat
Oleh: Inez Shabrina

Saat aku kau tatap
Kubalas dengan harap
Dan kata cinta kau ungkap
Janji sehidup semati pun kau ucap
Mataku gelap
Logikaku lenyap
Perasaanku padamu semakin meluap
Namun cinta yang kau beri hanya sekejap
Kau pun lari
Setelah kau tancap duri
Dan kini kusendiri
Aku meronta
Mengapa kau katakan cinta?
Padahal itu dusta
Malam yang pekat
Membuatku tercekat
Kenyataan yang menyayat
Kau bercumbu dengan teman sejawat
Bangsat,
Dasar kau pengkhianat!
Julukan lelaki buaya darat
Pantas kau dapat



NB: Karya ini masuk 100 puisi terpilih dari 218 karya peserta dalam event puisi bertema Dusta yang diadakan oleh Pustaka Tunggal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Let it Flow

Aku menyadari. Semakin dewasa, ada semakin banyak hal yang harus di-gapapa-in. Demi kebaikan dan keseimbangan hidup. Semua ada porsinya. Ada beberapa hal yang harus diprioritaskan, difikirkan dengan baik. Namun ada juga beberapa hal yang harusnya tidak masuk dalam pikiran. Ini semua tentang pilihan. Bagaimana kau memilih mana yang harus dipikir, mana yang tidak harus dipikirkan. Bukan berarti aku memintamu untuk lari dari masalah, tidak.. Tapi ada beberapa masalah receh yang memang tidak harus dipikirkan, apalagi sampai mengganggu kehidupanmu. Ada pula beberapa masalah yang harus dihadapi. Namun tidak boleh dihadapi dengan kepanikan, melainkan dengan ketenangan. Karena semua masalah itu mau dihadapi dengan rasa tenang, sedih, takut, panik, marah, atau dengan bagaimana pun juga, masalah itu akan tetap ada. Jadi kita cukup fokus dengan solusinya. Jadi... Let it flow, biarkan mengalir... Belajar untuk menutup telinga. Bahkan Ali bin Abi Tholib berkata, "Jangan menjelaskan te...

Puisi; Kacamata Hati

Kacamata Hati Kacamata berlensakan kepedulian, Biarlah mata hati yang mengemudikan.. Melihat, tidak sekedar melihat Mendengar rintihan kecil mampu membuat hati turut tersayat             Bukalah jendela pikiranmu,             Kau kan tertampar angin keangkuhan dirimu                                     Tidakkah kau lihat?             Kemiskinan, pertikaian di mana-mana,             Kejahatan, korupsi merajalela             Jerit tangis korban bencana menggemuruh             Se...